expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Thursday 8 January 2015

Kotak Mimpi by Primadonna Angela

Kotak Mimpi

Judul: Kotak Mimpi
Pengarang: Primadonna Angela
Jenis: Metropop
ISBN: 978-979-22-6316-9
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2010
Jumlah Halaman: 232++


BLURB

KOTAK mimpi Isabella Larissa tak pernah kosong. Meski Patrick mencampakkannya di hari pertunangan mereka, Isabel masih berjuang meraih mimpinya sebagai penyanyi. Dibantu Arya sebagai produsernya, Isabel sukses besar. Ketika kotak mimpi Isabel menuntutnya untuk berganti karier sebagai pencipta lagu, Arya tetap mendukung sebagai manajer eksklusif Isabel.

Bertahun-tahun kemudian, Patrick sang model kembali hadir dalam kehidupan Isabel. Bersama kekasihnya, Noreen, pewaris jaringan TV swasta ternama, ia ingin Isabel menciptakan lagu untuk mereka nyanyikan berduet. Noreen jelas-jelas tertarik pada Arya dan berusaha mendapatkannya dengan cara apa pun. Isabel yang menaruh hati pada Arya bertekad tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Namun mendadak beredar foto-foto mesum Isabel di dunia maya, membuatnya harus mengevaluasi lagi mimpi dan tujuan hidupnya. Apa Isabel rela membiarkan nama baik Arya rusak karena skandal ini? Apa benar itu semua foto Isabel? Kalau demikian, siapa lelaki yang berada dalam foto itu bersamanya, dan mengapa Isabel tidak dapat mengingatnya?

***

Formula standar chicklit atau metropop (terutama metropop yang benar-benar mengadaptasi konsep chicklit, ya):
  1. Cewek yang sedang berada di usia rentan galau terhadap hubungan pekerjaan, serta percintaan dan/atau pernikahan
  2. Cewek dan lelaki bajingan yang sempat menjalin hubungan dengannya, atau minimal dia puja dan gebet setengah mati, untuk kemudian hubungan tersebut sangat dia sesali 
  3. Cewek dan cowok super perfect as her guardian angel and/or potential newest spouse
  4. Cewek yang nyaris tidak akan mampu "bertahan" tanpa bantuan dari si guardian angel tadi ketika harus melalui proses menuju perubahan
  5. Cewek dan evil bitch character yang menjadi saingannya dalam mendapatkan guardian angel
Intinya, ini tentang ugly duckling who then is becoming white swan...

Jika kita kembalikan ke dalam inti cerita dari Kotak Mimpi, maka:
  1. Isabel dan kegaulauannya di antara mimpi dan ini dan itu dan anu yang ujung-ujungnya lebih berupa kegalauan biasa andai saja dia mau bertindak lebih pro-aktif dan tidak sok inilah sok itulah; mencari-cari alasan dan rasionalisasi atas tindakan 
  2. Isabel dan Patrick, mantan artis terkenal yang pernah hampir menjadi tunangannya dan super selfish, menderita narcism level akut, sekaligus bodoh. Satu-satunya yang mungkin bagus dari Patrick adalah mukanya yang termasuk tampan
  3. Isabel dan Arya; siapa lagi, kan?
  4. Isabel dan anu-anuannya yang banyak lah, sehingga Arya harus menawarkan bantuan langsung, dengan alasan bahwa Isabel punya potensi kok, dan terjebak friend-zoned deh. Bukan friend-zoned murni sebenarnya, sih. Itu karena Arya menunggu saat yang tepat juga, mengingat Isabel juga sungguh luar biasa lebay rasionalisasinya; suka, tapi ya nganu, dengan alasan hubungan mereka dilandasi hubungan kerja yang profesional
  5. Isabel dan Noreen; ya, harus ada karakter perempuan seperti ini, kan?

Jadi, membaca premis seperti ini tentunya, bagi saya, hanya sebatas sebuah hiburan pengisi waktu membaca, di saat saya sedang "lelah" dengan bacaan genre lainnya. Begitu juga ketika saya memutuskan untuk membeli novel Kotak Mimpi di obralan Bargain Book Center - Gramedia Merdeka pada pertengahan Desember lalu, sebagai bagian dari mencoba kembali membaca karya Primadonna Angela setelah cukup lama berhenti membaca buku-bukunya. Kebetulan, saya menemukan Kotak Mimpi yang merupakan buku terbitan tahun 2010; masa di mana saya memutuskan berhenti membaca buku lokal.

Bukan berarti metropop karya Donna tidak menarik. Justru karya pertama dia yang saya baca ber-genre metropop -- lupa, antara Quarter Life Dilemma atau Quarter Life Crisis -- bagi saya menarik, dan berkat membaca buku tersebut, saya mencoba mengenali Donna melalui tulisan-tulisannya yang lain; bahkan mengoleksi beberapa di antaranya. Hanya saja, Kotak Mimpi memang tidak termasuk ke dalam kategori menarik, jauh di bawah kualitas Quarter Life Dilemma dan Quarter Life Crisis.

Biasanya, di dalam cerita-cerita sejenis, setidaknya ada karakter yang saya sukai; paling umum, tentu saja sama dengan takdir dari tokoh utama cewek, yaitu menyukai karakter tokoh cowok. Tetapi, di Kotak Mimpi, tidak ada satu pun karakter yang saya sukai, hahaha. Penggalian konflik di Kotak Mimpi juga tidak matang, eksekusi terhadap penyelesaian masalah juga terlalu serba penuh keajaiban dan serba kebetulan. Begitu juga dengan latar belakang dari masing-masing tokoh utama, kok ya seperti hanya sekadar tempelan yang tanpa itu pun keseluruhan cerita nampaknya tidak akan mengalami perubahan apapun; gak asyik!

Jangan anggap cover lecek pertanda bahwa buku ini saya baca berulang kali dengan penuh perasaan. Jangan. Itu terlipat karena saya terlanjur mengantuk ketika mencoba membaca buku ini -- saking membosankannya -- sehingga saya tertidur dengan badan menimpa buku. Demikian.

Overal 1/5


Have a blessed day!