expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Tuesday 1 April 2014

Macbeth by William Shakespeare



Judul: Macbeth (The Tragedy of Macbeth)
Pengarang: William Shakespeare
Jenis: Fiksi, Sastra, Naskah Drama
ISBN: 1-85326-035-5
Penerbit: Wordsworth Classics
Tahun Terbit: 1992
Jumlah Halaman: 100++
Harga: -


***

The Scene
Skotlandia dan Inggris


Kisah dimulai dengan penampilan singkat dari trio penyihir. Kemudian, latar berpindah ke kamp militer di mana ada seorang Raja Skotlandia bernama Duncan yang mendapatkan kabar bahwa dua orang Jenderal Skotlandia -- Macbeth dan Banquo -- baru saja memenangkan dua peperangan yang berlainan tempat. Peperangan pertama melawan pasukan Irlandia, yang dipimpin oleh seorang pemberontak bernama Macdonwald. Sementara peperangan kedua melawan pasukan Norwegia.

Setelah pertempuran dengan pasukan musuh ini selesai, Macbeth dan Banquo kemudian berjalan kembali ke kerajaan dengan menyeberangi padang pertempuran. Saat proses menyeberangi inilah, mereka didatanagi oleh trio penyihir.

Trio penyihir meramal bahwa Macbeth akan dijadikan sebagai seorang thane (peringkat bangsawan di Skotlandia), lebih tepatnya Thane of Cawdor. Bukan hanya itu, trio penyihir juga meramal bahwa Macbeth pun akan menjadi Raja Skotlandia berikutnya.

Banquo pun ikut diramal oleh mereka. Katanya, dari garis keturunan Banquo akan lahir raja-raja Skotlandia walaupun Banquo tidak akan pernah menjadi Raja.

Macbeth terlihat jelas menyangsikan kebenaran ramalan dari trio penyihir ini.

Stay, you imperfect speakers, tell me more;
By Sinel's death I know I am Thane of Glamis,
But of of Cawdor? The Thane of Cawdor lives
A prosperous gentleman; and to be King
Stands not within the prospect of belief,
No more than to be Crawdor. Say from whence
You owe this strange intelligence, or why
Upon this blasted heath you stop our way
With such prophetic greeting. Speak, I charge you.

Tiba-tiba trio penyihir itu lenyap sesudah memberikan ramalan mereka kepada Macbeth dan Banquo.

Macbeth dan Banquo kemudian menanggapi ramalan yang baru saja disebutkan kepada mereka dengan skeptis. Rasanya tidak masuk akal.

Sampai akhirnya tiba beberapa pria utusan Raja Duncan, Ross dan Angus, yang datang menghampiri Macbeth dan Banquo. Kedatangan mereka ini untuk mengucapkan terima kasih karena Macbeth dan Banquo telah memenangkan pertempuran dengan pasukan musuh. Tidak hanya itu, mereka juga menyatakan bahwa Macbeth telah diangkat menjadi Thane of Cawdor!

Ternyata, thane yang sebelumnya mengkhianati Skotlandia dengan berperang sebagai bagian dari pasukan Norwegia. Hal ini membuat Raja Duncan memberikan hukuman mati kepadanya.

Fakta ini membuat Macbeth mulai berpikir, jangan-jangan ramalan trio penyihir itu benar? Jika sekarang Macbeth dianugerahi gelar Thane of Cawdor, berarti nantinya Macbeth benar akan menjadi Raja Skotlandia. Namun, Macbeth masih sedikit menyangsikan kebenaran ramalan tersebut dan belum mengetahui apa yang harus ia harapkan.

Macbeth pun mengunjungi Raja Duncan. Mereka berdua berencana untuk makan bersama di kastil milik Macbeth, yaitu Inverness, malam itu juga. Macbeth menulis surat kepada isterinya, Lady Macbeth, dan menceritakan semua yang baru saja dialaminya.

Setelah mengetahui kisah yang disampaikan oleh suaminya, Lady Macbeth langsung meminta suaminya untuk membunuh Raja Duncan demi memenuhi apa yang sudah diramalkan untuknya. Bahkan ketika Macbeth kembali ke Inverness, Lady Macbeth semakin menyuruh suaminya untuk membunuh Raja Duncan saat itu juga.

Macbeth dan isterinya pun segera menyusun rencana pembunuhan Raja Duncan. Mereka berencana membuat dua orang pelayan Raja Duncan mabuk hingga tidak sadarkan diri. Keesokan harinya, saat Raja Duncan telah mereka bunuh, mereka akan meletakkan kesalahan kepada kedua orang pelayan tersebut. Kedua pelayan tadi tidak akan mampu melawan tuduhan yang dialamatkan kepada mereka karena mereka tidak akan mengingat apapun.

Rencana mereka pun dijalankan....

Macbeth menghampiri Raja Duncan saat ia sedang tidur dan menusuknya, meskipun kemudian Macbeth melihat sejumlah pertanda supranatural lain menghampirinya -- termasuk vision di mana Macbeth melihat ada belati berdarah di penglihatannya itu.

Ketika kematian Raja Duncan diketahui keesokan harinya, Macbeth segera membunuh kedua pelayan Raja Duncan. Tujuannya untuk membentuk opini seolah-olah kedua pelayan tersebut melampiaskan kemarahan mereka terhadap Raja Duncan dan kerajaan Skotlandia secara umum.

Setelah kematian Raja Duncan, kedua puteranya -- yaitu Pangeran Malcolm dan Pangeran Donalbain -- segera melarikan diri ke Inggris dan Irlandia. Mereka takut jika pembunuh Raja Duncan juga menginginkan kematian mereka berdua.

"Kegilaan" Macbeth semakin menjadi-jadi. Ia teringat dengan ramalan trio penyihir bahwa akan muncul Raja-Raja Skotlandia dari garis keturunan Banquo. Akhirnya, Macbeth menyewa jasa dua orang pembunuh bayaran -- yang juga memiliki dendam terhadap Banquo -- untuk membunuh Banquo dan puteranya yang bernama Fleance.

[Macbeth]
Both of you
Know Banquo was your enemy.

[Kedua Pembunuh]
True, my Lord.

[Macbeth]
So is he mine: and in such bloody distance
That every minute of his being thrusts
Against my near's of life: and though I could
With barefaced power sweep him from my sight,
And bid my will avouch it, yet I must not,
For certain friends that are both his and mine,
Whose loves I may not drop, but wail his fall
Who I myself struck down: and thence it is
That I to your assistance do make love,
Masking the business from the common eye,
For sundry weighty reasons.

[Pembunuh Kedua]
We shall, my Lord.,
Perform what you command us.

[Pembunuh Pertama]
Though our lives.


Kedua pembunuh bayaran tersebut menyergap Banquo saat ia dalam perjalanan menuju pertemuan kerajaan dan berhasil membunuhnya. Tetapi, mereka gagal membunuh Fleance yang berhasil lolos dari rencana pembunuhan terhadap dirinya.

Macbeth menjadi sangat marah. Baginya, kekuasaan dirinya akan menjadi tidak aman selama Fleance masih hidup.

Pada pertemuan malam itu, penampakan Banquo menghantui Macbeth. Saat Macbeth melihat hantu Banquo, ia lari dan berteriak karena ketakutan. Teriakan-teriakan ini mengejutkan para tamunya, di mana para tamu ini merupakan bangsawan-bangsawan terhormat di Skotlandia. Sungguh keadaan yang dianggap sangat tidak sopan dan membahayakan para bangsawan tersebut.

Lady Macbeth pun langsung bergerak cepat untuk menteralisir keadaan.

[Lady Macbeth]
I pray you, speak not; he grows worse and worse;
Question enrages him: at once, good night.
Stand not upon the order of your going --- {they (the nobles) rise}
But go at once.

[Lennox (one of the nobles)]
Good night, and better health
Attend his majesty!

[Lady Macbeth]
A kind good night to all! --- {they (the nobles) leave}

Di sisi lain, pihak kerajaan yang dipimpin oleh Macbeth menghasut para dengan mengatakan bahwa mereka akan meningkatkan keamanan bagi bangsawan-bangsawan terhormat di Skotlandia.

Macbeth, yang masih ketakutan, kemudian pergi mengunjungi trio penyihir di dalam goa tempat tinggal mereka. Di sana, mereka menunjukkan sekelompok penampakan setan dan roh yang memberikan ramalan-ramalan selanjutnya kepada Macbeth. Kata mereka, Macbeth harus berhati-hati kepada Macduff, seorang bangsawan Skotlandia yang menentang pengambil-alihan takhta oleh Macbeth.

[Penampakan 1]
Macbeth! Macbeth! Macbeth! beware Macduff,
Beware the Thane of Fife. Dismiss me. Enough.

Mereka menambahkan rahasia lain, yaitu rahasia bahwa Macbeth tidak akan dapat dilawan oleh laki-laki yang dilahirkan oleh seorang perempuan.

[Penampakan 2]
Macbeth! Macbeth! Macbeth!

[Macbeth]
Had I three ears, I'ld hear thee.

[Penampakan 2]
Be bloody, bold, and resolute: laugh to scorn
The power of man; for none of woman born
Shall harm Macbeth.

Macbeth menjadi besar kepala...

Then live, Macduff: what need I fear of thee?
But yet I'll make assurance double sure,
And take a bond of fate: thou shalt not live,
That I may tell pale-hearted fear it lies,
And sleep in spite of thunder.

Selain itu, sekelompok penampakan Macbeth juga akan terus dalam posisi aman hingga kedatangan Great Birnam ke kastil Dunsinane dengan cara memindahkan hutan di perbukitan yang ada di sepanjang jalan menuju kastil Dunsinane.

[Penampakan 3]
Be lion-mettled, proud, and take no care
Who chafes, who frets, or where comspires are:
Macbeth shall never vanquished be until
Great Birnam wood to high Dunsinane hill
Shall come against him.

Ramalan-ramalan ini menenangkan Macbeth. Katanya, mana ada manusia di dunia ini yang dilahirkan BUKAN oleh seorang perempuan? Selain itu, mana mungkin hutan tidak akan dapat berpindah.


Tiba-tiba...

Macbeth mendengar bahwa Macduff pindah ke Inggris dan bergabung dengan Pangeran Malcolm. Macbeth pun segera menitahkan untuk meruntuhkan kastil Macduff dan membunuh Lady Macduff beserta anak-anaknya dengan kejam.

Berita tentang eksekusi keluarganya ini didengar oleh Macduff yang masih berada di Inggris. Dia pun diliputi kedukaan mendalam dan akhirnya bersumpah untuk menuntut balas.

Pangeran Malcolm berhasil membentuk pasukan perang di Inggris dan Macduff pun bergabung dengan pasukan tersebut. Mereka kembali ke Skotlandia untuk menantang pasukan Macbeth. Serangan yang dilakukan oleh pasukan Pangeran Malcolm ini didukung oleh para bangsawan Skotlandia. Para bangsawan ini sangat menentang sekaligus ketakutan dengan kepemimpinan tiran dan juga kekejaman Macbeth yang tidak segan untuk membunuh siapapun yang tidak berpihak kepadanya.

Sementara itu, selama masa pertempuran ini Lady Macbeth menderita sleepwalking.

[Gentlewoman]
Since his majesty went into the field, I have seen her rise from her bed, throw her night-gown upon her, unlock her closet, take forth paper, fold it, write upon't, read it, afterwards seal it, and again return to bed; yet all this while in a most fast asleep.

Lady Macbeth mengeluh bahwa ada noda darah di tangannya, yang sebenarnya merupakan bagian dari delusional saja.

Here's the smell of the blood still: all the perfumes of Arabia will not sweeten this little hand.
Oh! Oh! Oh!

Karena semakin tenggelam di gangguan tidur dan juga delusi yang terus menghampiri dirinya, Lady Macbeth pun mengakhiri hidupnya.

Macbeth yang mendengar isterinya bunuh diri menjadi tenggelam dalam keputusasaan dan pesimisme.

[Seton]
The Queen, my Lord, is dead

[Macbeth]
She should have died hereafter;
There would have been a time for such a word.
To-morrow, and to-morrow, and to-morrow,
Creeps in this pretty pace from day to day,
To the last syllable of recorded time;
And all our yesterdays have lighted fools
The way the dusty death. Out, out, brief candle!
Life's but a walking shadow, a poor player
That struts and frets his hour upon the stage,
And then is heard no more: it is a tale
Told by an idiot, full of sound and fury,
Signifying nothing

Namun demikian, ia tetap menunggu kedatangan pasukan Inggris dan terus membentengi kastil Dunsinane. Macbeth melakukan ini sebagai upaya untuk mempertahankan kepercayaan diri yang begitu kuat, karena ia yakin bahwa ramalan yang dberitahukan kepadanya akan menjamin dirinya akan tetap tak terkalahkan.

Padahal, yang sebenarnya terjadi adalah Macbeth mengalami ketakutan luar biasa begitu mendengar pasukan dari Inggris terus berjalan maju menuju Dunsinane dan didukung sekitar 10.000 pasukan. Di antara pasukan dari Inggris tersebut ada sosok Great Birnam dan membuat Macbeth teringat kembali akan ramalan sebelumnya.

[Messenger]
As I did stand my watch upon the hill,, I looked toward Birnam, and anon methought 
The wood began to move.

[Macbeth]
Liar and slave!

[Messenger]
Let me endure your wrath, if't be not so:
Within this three mile may you see it coming.
I say, a moving grove.

Dengan demikian...
Ramalan dari penampakan ketiga terpatahkan.


Pasukan dari Inggris semakin mendekat dan seperti membanjiri pasukan Macbeth dan Dunsinane. Macbeth dan Macduff akhirnya berhadapan di pertempuran yang tidak mungkin terelakkan. Macduff datang menghampiri Macbeth dengan penuh dendam karena perlakukan Macbeth terhadap keluarganya.

That way the noise is. Tyrant, show thy face!
If thou beest slain and with no stroke of mine,
My wife and children's ghosts will haunt me still.
I cannot strike at wretched kerns, whose arms
Are hired to bear their staves; either thou, Macbeth,
Or else my sword with unbattered edge
I sheathe again undeeded. There thou shouldst be;
By this great clatter, one of greatest note
Seems bruited. Let me find him, fortune!
And more I beg not.

Macbeth masih yakin bahwa ia tidak akan dapat dikalahkan oleh Macduff. Baginya, tidak mungkin jika Macduff bukan dilahirkan oleh seorang perempuan. Tetapi, Macduff memberikan pernyataan mengejutkan.

[Macbeth]
Thou losest labour.
As easy mayst thou the intrenchant air
With thy keen sword impress as make me bleed:
Let fall thy blade on vulnerable crest,
I bear a charmed life, which must not yield
To one of woman born.

[Macduff]
Despair thy charm,
And let the angel whom thou still hast served
Tell thee, Macduff was from his mother's womb
Untimely ripped.

Macduff bukan lahir dari proses kelahiran normal. Di masa kini, proses kelahiran Macduff dikenal sebagai caesarian section.

Dengan demikian, ramalan dari penampakan kedua terpatahkan juga. Kali ini Macbeth harus benar-benar berhadapan dan waspada dengan Macduff, sesuai dengan ramalan dari penampakan pertama.

Macbeth berusaha untuk tidak gentar. Ia terus melawan Macduff hingga Macduff berhasil membunuh dan memenggal kepadanya.

Kematian Macbeth menjadi titik balik kedamaian di Kerajaan Skotlandia, yang sekarang dipimpin oleh Raja Malcolm.


***



Siapa yang tidak mengenal Shakespeare?

Semua penikmat karya sastra pasti mengenal tokoh ini. Apalagi, banyak sekali karya-karyanya yang diadaptasi ke dalam film, pertunjukan teater, bahkan dipertunjukkan di panggung broadway.

William Shakespeare dikenal sebagai seorang penyair, aktor, dan penulis yang dikenal dengan quote sepanjang masanya, "Apalah arti sebuah nama?".

Ia memiliki kemampuan untuk merangkai emosi-emosi manusia dan merangkumnya ke dalam karya sederhana tetapi mampu memikat semua orang. Hal inilah yang kemungkinan menjadi alasan di balik popularitas karya-karyanya.

Karya Shakespeare tidak melulu membahas tentang tragedi yang menimpa manusia, seperti yang ia tunjukkan di dalam naskah Macbeth, Romeo and Juliet, Anthony and Claopatra, Hamlet, Julius Caesar, atau King Lear.

Shakespeare juga dikenal dengan karyanya yang berbau Sejarah, seperti serial Henri IV, Henry V, Henry VI, Richard II, Richard III, dan King John.

Untuk karya yang mengandung unsur komedi, ada The Comedy of Errors, A Midsummer Night's Dream, atau Twelfth Nights.

Dan untuk karya-karyanya yang berbentuk puisi, bisa dijumpai di The Sonnets, Venus and Adonis, atau The Rape of Lucrece.

Shakespeare juga dikenal sebagai seorang storyteller yang karya-karyanya abadi sepanjang zaman. Bahkan, karya-karyanya menginspirasi banyak sekali penulis lainnya.

Ada yang membandingkan Shakespeare dengan penulis lain seperti Homer, Sophocles, Tolstoy, Terence, Mark Twain, Dickens, Plutarch, dan Hans Christian Andersen. Tetapi, Shakespeare dianggap tidak akan mampu dikalahkan oleh penulis-penulis tersebut.

Kenapa?

Apabila Homer dikenal sebagai penulis yang piawai menceritakan kisah petualangan dan juga peperangan, Sophocles dan Tolstoy dianggap bagus sekali dalam menceritakan kisah yang terkait tragedi atau kisah tentang konflik yang menimpa seseorang, Terence dan Mark Twain jagoan dalam mengisahkan cerita dengan unsur komedi, Dickens mampu mengaduk emosi pembacanya karena kisah melodrama yang ia tawarkan, serta Plutarch dan Andersen yang mampu membuat kisah-kisah fairy tales -- maka Shakespeare, melalui karya-karyanya, mampu meramu semua tema atau genre penulisan yang menjadi ciri khas penulis-penulis tadi.

Intinya, Shakespeare adalah penulis untuk segala genre. Ia mampu membuat karya-karya dengan beragam tema.


***


Naskah drama Macbeth ini terdiri dari 5 babak, di mana masing-masing babak diisi oleh beberapa scenes.
  1. Babak pertama ada 7 scenes
  2. Babak kedua ada 4 scenes
  3. Babak ketiga ada 6 scenes
  4. Babak keempat ada 3 scenes
  5. Babak kelima ada 11 scenes

Naskah ini juga banyak ditulis ulang oleh beberapa penulis lain, beberapa di antaranya ada di buku-buku berikut ini:

  1. Macbeth: A Retelling oleh Adam McKeown
  2. Tales form Shakespeare oleh Charles dan Mary Lamb
Bahkan, pernah ada pula graphic book yang mengadaptasi Macbeth.

Macbeth pun banyak diadaptasi ke dalam beragam pertunjukan. Rasanya tidak mengherankan jika karya ini banyak diadaptasi oleh berbagai pihak.


***


Macbeth mengupas tentang tragedi klasik yang menimpa keluarga kerajaan, akibat sebuah ambisi yang fatal. Hanya saja, kisah Macbeth disisipi oleh nuansa magis dan supranatural, di mana unsur magis dan supranatural ini memainkan peran penting dalam tragedi yang menimpa tokoh utama kita.

Selain itu, tragedi Macbeth juga mengisahkan tentang orang baik yang berubah menjadi jahat. Kisah tentang orang baik yang menjadi jahat tentunya bukan kisah yang baru. Ada banyak sekali kisah klasik yang membahas tentang ini. Termasuk kisah-kisah dengan teman yang sama dengan Macbeth, di mana sisi evil dan kejam yang diperlihatkan ketika perubahan perilaku ini ditunjukkan -- semuanya karena ambisi yang salah arah.

Kisah Macbeth pernah diadaptasi oleh film Jepang, yang berjudul Throne of Blood. Film ini benar-benar memiliki plot yang serupa dengan kisah Macbeth.

CharacterEquivalent in MacbethActor
Taketoki WashizuMacbethToshiro Mifune
AsajiLady MacbethIsuzu Yamada
Yoshiaki MikiBanquoMinoru Chiaki
Forest Spirit (Witch)The Three WitchesChieko Naniwa
Lord Kuniharu TsuzukiKing DuncanTakamaru Sasaki
YoshiteruFleanceAkira Kubo
KunimaruMalcolm and/or DonalbainHiroshi Tachikawa
Noriyasu OdaguraMacDuffTakashi Shimura
Sumber: Wikipedia



Link lainnya: Throne of Blood


Kisah Macbeth sesungguhnya merupakan drama satir. Sekali kita memutuskan untuk melenceng dari kebaikan, maka kita akan selalu terjebak di dalam keburukan. Fakta ini mengajak kita, sebagai pembaca, untuk juga kembali bertanya kepada diri sendiri, "Siapa saya?", "Saya ingin menjadi orang yang bagaimana?"

Selain itu, unsur magis dan mistis di dalam kisah ini juga menyadarkan kita bahwa ambisi yang terlalu besar, tidak realistis, dan terlalu dikuasai oleh false belief akan mengarahkan kita menjadi orang yang ambisius namun tersesat di jalan yang salah.

Meski demikian, bukan berarti tragedi Macbeth ini tanpa celah. Bagi saya, ramalan bahwa garis keturunan Banquo akan menjadi Raja Skotlandia tidak terjawab dan ini membuat saya merasa kisah di dalam buku Macbeth ini belum selesai.

Di akhir cerita hanya disampaikan bahwa Raja Skotlandia, setelah Macbeth mati di pertempuran, adalah Malcolm. Sejak awal kita diberitahukan bahwa Malcolm adalah anak dari Raja Duncan. Fleance, anak Banquo, selesai kisahnya ketika dia digambarkan lolos dari upaya pembunuhan terhadap dirinya dan juga Ayahnya. Setelah itu, tidak ada lagi penjelasan ke mana dia melarikan diri dan apa saja yang dia lakukan di pelarian tersebut. Ini tentu berbeda dengan narasi ketika Malcolm melarikan diri ke Inggris, di mana dia di sana berhasil membentuk pasukan perang dan pasukan perang inilah yang digunakannya untuk kembali ke Skotlandia untuk melawan pasukan tirani Macbeth.

Jika kita melacak ke dalam Sejarah, ada sebuah kepercayaan yang berkembang di masa Shakespeare hidup. Menurut kepercayaan itu, selama Fleance berada di dalam pelarian, dia berhasil hidup dengan baik dan memiliki keturunan. Salah satu yang dipercayai oleh masyarakat sebagai keturunan dari Fleance, yang artinya juga keturunan langsung dari Banquo, adalah pemimpin kerajaan Inggris saat itu yaitu Raja James I.

Jadi, ada dugaan bahwa Shakespeare memang membuat kisah Macbeth sesuai dengan fakta yang ada saat ia menuliskan kisah ini.

Overal 4/5.


Have a blessed day!